Seuntai Hadiah Untuk Pengantinku
Langit mulai tak berjiwa. Meniupkan aroma keheningan pada semesta,
membangkitkan rasa kesepian pada gantungan rembulan dan menjinjing
bintang yang kian tenang mengalir bagai telaga kautsar di alam surga.
Seuntai takbir, tasbih dan
tahmid mengalun merdu bak nyanyian surgawi. Menemani sepertiga malam
yang kian mensyahdukan jiwa-jiwa yang bertasbih
Andai Terfahami ada seseorang yang menunggu di
setiap sepertiga malam, pasti semua insan tak akan terlena dalam buaian
mimpi yang lelapkan jiwa. Dia selalu menunggu. Dia selalu bersabar.
Walau kau dan aku masih saja tak menemui nya dalam sujud. Sujud yang
membalut perasaan cinta kasih seorang hamba pada pencipta nya.
“Lailahaillalah.” Dzikir Aisyah bergelora membelah langit.
Entah sudah berapa ribu kali bibir manis wanita sholeha ini melafalkan kalimat tersyahdu itu.
Kepalanya menunduk. Bibir nya pucat dan matanya berlinangan air mata.
Malam
itu dia benar-benar menyerahkan jiwa raga nya pada sang khalik. Raja di
atas raja. Hakim di atas hakim. Penguasa rasa cinta, rindu, kasih dan
ikhlas di bumi ini.
Siapa
lagi kalau bukan Allah !! dzat yang di rindukan nya sepanjang mas`.
Dzat yang di dambakan nya dapat dia tatap langsung di surga. Dan dzat
yang di jadikan nya batu bersandar ketika masalah mengutuk perjalanan
hidupnya. Karena bagi nya, dia hanyalah sekuntum bunga tulip di antara
berjuta mawar yang menaungi taman kehidupan. Walau bagi orang lain dia
lah mawar di atas mawar dan Tulip di atas tulip.
Yah…seyogyanya
dia adalah seorang gadis yang sangat cantik, soleha, mempunyai agama
yang baik, berakhlak mulia, bermata indah, berlesung pipit, dan taat
kepada perintah Allah.
Dia
lah kembang pondok pesantren Al-amin parenduen sumenep yang kini
menjadi buah bibir di kalangan santri putera dan masyarakat di sekitar
pesantren.
Bagaimana tidak, selain keindahan fisik yang begitu menawan, dia juga sangat pintar. Dia terkenal sebagai “KHUFFADZ” atau
dengan kata lain dia mampu menjadi wanita yang menghafal isi dan
ayat-ayat terindah alquran. Bukan hanya itu. Dia juga satu-satu nya
wanita yang mampu menghafal AL-FIAH dalam waktu satu bulan.
Sungguh
wanita yang luar biasa! Namun di balik semua itu tak pernah sedikitpun
ada rasa sombong merasuki hatinya. Dia tetap rendah hati, layak nya
wanita biasa yang tak memiliki kelebihan apapun. Itu lah aisyah. Yang
dengan senyumnya mungkin seluruh kaum adam akan rela di madu demi
mendapat kan cintanya.
Malam
masih terasa pekat. Bergelanyut manja bersama fajar shodik yang
sebentar lagi akan tergores di langit. Dia bangkit dari simpuhnya.
Berdiri tegak dan segera melaksanakan sholat istikharah. Rupanya Dia
ingin mencari jawaban atas masalah hidup yang kini mendera nya. Masalah
yang tak pernah terfikir akan menghunus Ulu hatinya. Setelah usai dia
lalu membaca doa dan segera merebahkan tubuh untuk tidur seperti yang di
anjurkan dalam agama.
Fajar sodhik kian menyinsing di peraduan langit. Adzan sholat subuh pun berkumandang dengan merdunya. Aisyah yang sedang terlelap mulai tersadar mendengar alunan suara adzan yang sangat indah. Beda sekali dari biasanya. hal itu membuat ia terbangun seraya coba menerka siapa yang sedang menyenandungkan adzan seindah itu.
“Masya Allah ! siapa yang adzan?” gumam batin nya.
Dia
melihat ke sekeliling . Rupanya seluruh santri puteri juga sudah bangun
. Mereka berkumpul. Entah ada apa ? tapi aneh sekali karena mereka
tidak langsung mengambil wudhu untuk bersiap-siap sholat subuh. Aisyah
melangkah mendekati santri puteri yang lain. Dia menerobos dan bergabung
bersama kerumunan itu.
“Assalamualaikum ukhti. Ada apa ya ? koq rame banget.?” Tanya nya.
“walaikum
salam. Nggak ada apa-apa ! kami Cuma lagi heran saja mendengar suara
adzan yang sedang berkumandang itu. Siapa ya kira-kira ??” Jawab salah
satu teman aisyah.
Aisyah
menjadi terdiam. Matanya kosong sekali. Mungkin dalam diam nya, aisyah
mencoba mencari tahu siapa yang sedang adzan di masjid itu. Apakah Ali?
Seorang santri putera yang sering adzan apabila farid yang merupakan
ketua masjid sekaligus muadzin utama absen untuk mengumandangkan adzan.
Rasanya bukan. Karena suara ali atau pun farid tidak semerdu itu. Tapi
siapa ? apakah santri baru ? Pertanyaan-pertanyan seperti itu tumbuh
melahirkan sebuah rasa kagum pada muadzin misterius yang kini sedang
asyik memanggil jiwa-jiwa yang terlelap. tiba-tiba hati nya bergetar
hebat ketika muadzin mengalunkan sholawat badhar sebagai candu untuk
menghinotis seluruh santri agar segera datang melaksanakan sholat subuh.
Tak terasa air matanya meleleh ketika suara muadzin tersebut semakin
pilu mendendangkan shalawat kesedihan. Suara yang benar-benar indah dan
merdu. Suara yang menandakan betapa ikhlas nya dia menjadi budak Allah.
Suara yang mengisahkan pilu nya hati sepilu ketika rasulullah kehilangan
siti kahadijah. Suara yang begitu gigih segigih perjuangan siti
Zulaikha untuk mendapatkan cinta nabi yusuf As. Dan suara yang begitu
mengilhami sebuah perasaan baru yang mulai tumbuh di hati aisyah.
“Aisyah !! kamu kenapa menangis?” suara teman nya membuat lamunan nya buyar.
“ehh,,ahh,, a a a aku tidak apa-apa!” jawabnya terbata.
“ ya sudah ayo cepat kita ke masjid sebelum kiai Abdullah datang untuk mengimami sholat “!!
“Oh iy ,,ayo !!”
Mereka lantas mengambil wudhu untuk selanjutnya sholat berjamaah di masjid.
Selesai
sholat Aisyah tak langsung beranjak Dari masjid Baitur-rahman. Dia
masih bersimpuh seraya berdoa agar masalah yang kini didera nya
menemukan jalan keluar. Sungguh lemah batinnya apabila dia mengingat
kembali surat yang di kirim kan orang tua nya. Surat yang tidak pernah
dia harapkan selama ini. Surat yang begitu menyakitkan dan surat yang
seakan menghancurkan berjuta mimpi nya selama ini. Disela kegundahan nya
yang tak bertepi. Dia kembali mendengar suara yang tadi membuat nya
meneteskan air mata. Suara itu kini sedang melantunkan ayat-ayat suci
al-quran. Sungguh sangat merdu dan syahdu, semerdu suara nabi daud As
jika beliau masih bertahta di bumi ini.
Sebenarnya
dia ingin mengintip dari balik tirai untuk mengetahui siapa pemilik
suara itu. Namun batin nya menolak karena hal itu di larang oleh
undang-undang pesantren. Tak ayal dia hanya mampu menghayati dan
mendengar sayup-sayup suara itu tanpa tahu siapa pemilik nya.
Aisyah kembali harus menagis pilu ketika mendengar suara tersebut kini sedang melantunkan ayat As syura ayat 83.
.
(Ibrahim berdoa): “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku Hikmah (agar aku
menjadi orang yang bijaksana) dan pertemukanlah aku dengan orang-orang
yang shaleh”.
Sungguh
ayat yang sangat sarat dengan sejuta makna. Ayat yang juga merupakan
sebuah doa bagi orang-orang yang mendambakan kekasih sejati. Begitu juga
yang kini di rasakan aisyah. Gadis bermata indah itu sangat mendambakan
kekasih yang kelak bisa menjadi imam bagi nya. Menjadi dermaga dalam
pelayaran cinta nya. Dan menjadi tempat terakhir dimana dia akan
mencurahkan seluruh jiwa raga nya. Namun semua terasa buyar apabila dia
mengingat kejadian tiga hari yang lalu. Dimana dia yang baru saja selesai mengaji menerima surat dari ibu nya.
Assalamualaikum Wr.Wb
Kepada : anak ku tercinta
Siti aisyah.
Salam
sayang sesayang Nabi Ibrahim kepada puteranya nabi ismail. Salam rindu
serindu nabi sulaiman kepada permaisurinya ratu Balqis, dan salam cinta
secinta Baginda rasulullah kepada puteri nya Fatimah az Zahra.
Berjuta doa ibu haturkan kepada ALLAH SWT. Agar puteri
ibu siti aisyah selalu dalam lindungan rahmat Nya. karena hanya dialah
permata hati yang selalu menjadi kebahagiaan keluarga.
Anak
ku aisyah yang sangat ibu cintai. Maaf apabila kedatangan surat ini
sedikit membuat warna berbeda di hatimu. Namun ada suatu hal yang harus
ibu sampaikan. Dan hal ini bersangkutan langsung dengan mu. jadi besar
harapan ibu agar kau juga tahu dan menimbang-nimbang akan hal ini.
Aisyah.
Alhamdulillah sekarang keadaan ayah mu semakin membaik. Apalagi setelah
operasi minggu lalu, beliau kini sudah mulai bisa kembali beraktifitas
seperti sedia kala. Walau penyakit tumor nya menurut dokter
sewaktu-waktu masih akan kambuh apabila tahap pengobatan nya berhenti di
tengah jalan. Namun yang menjadi masalah bukanlah itu. Melainkan biaya
untuk pengobatan ayah mu yang di dapat dari berhutang kepada Pak Bastian
kini berubah menjadi sebuah tawaran. Tawaran yang mungkin akan membuat
mu tidak bahagia.
Tawaran
itu adalah pak Bastian ikhlas apabila hutang sebesar 30 juta itu tidak
di bayar asal kau mau menjadi isteri dari putera semata wayang nya
Muhammad Ikhsan karena menurut beliau puteranya itu sangat mencintai mu
setelah mendengar cerita dari teman nya bahwa kau wanita yang soleha.
Tapi apabila tidak. Maka mau tidak mau kita harus tetap membayar hutang kepada beliau.
Mungkin
ini adalah sebuah pilihan yang sangat berat. Namun ibu berharap kamu
bisa memahami keadaan ibu dan ayah mu karena demi ALLAH semua harta kami
telah habis untuk biaya pengobatan ayah mu. Jadi ibu mohon kamu bisa
mengerti.
Mungkin hanya ini yang dapat ibu sampaikan kurang lebihnya ibu minta maaf.
Wassalam.
Detak
jantungnya seakan berhenti ketika dia menutup surat. Suasana terasa
berubah dari indah menjadi mencekam. kekecewaan yang mendalam pun
akhirnya menguasai hati nya.
Tak
pernah dia bayangkan jika perjalanan hidup nya harus berakhir seperti
siti nurbaya. Yakni menikah dengan pria yang tidak dia ketahui apalagi
dia cintai. Walau di sisi lain sebenarnya dia sangat iba pada keadaan
kedua orang tua nya.
Matahari
sudah setengah menanjak di dermaga langit. Aisyah yang masih tak
bergeming akhirnya memutuskan untuk kembali ke asrama puteri. Dia tapaki
nya bumi yang terasa tak adil pada perjalanan cintanya. Padahal dia
sama seperti yang lain, ingin bahagia dengan orang yang dia pilih bukan
yang di pilihkan orang lain. Di tengah perjalanan nya, dia kembali ingat
kejadian tadi subuh. Dimana suara merdu seorang muadzin mampu memikat
dan melahirkan sebuah rasa. Rasa yang tak pernah ia alami sebelumnya.
Rasa aneh dimana rasa kagum bercampur dengan detakan jantung yang
kencang setiap mendengar alunan merdu suara muadzin misterius itu.
Apakah dia jatuh cinta ?? entahlah hanya waktu yang mampu menjawabnya.
.Karena dia sebentar lagi akan di khitbah orang lain
@#$%%^&(!@@#$$%%
Empat hari telah berlalu. Aisyah yang sedang termenung di panggil ketua pondok karena ibu nya menelpon.
“Hallo Assalamualaikum” ! salam ibunya
“ iya waalaikum salam. ! jawab aisyah
“ Nak ibu mau menanyakan sesuatu.”
“sesuatu apa bu”??
“Pak
bastian kemarin berkunjung kerumah dan menanyakan akan jawaban atas
tawaran nya. Ibu t`k tau harus jawab apa, makanya sekarang ibu menelpon
mu untuk mendengar jawaban mu.”
Aisyah
diam seribu bahasa. Dia tak mampu berkomentar apapun. Sebelah hatinya
merasakan iba yang sangat mendalam pada ke dua orang tua nya, namun
sebelah hatinya lagi terbang melayang bersama pemilik suara merdu yang
telah membuat dia beberapa hari tak mampu memejamkan mata. Rupanya dia
benar-benar jatuh hati kepada pemuda bersuara syahdu itu. Hingga dia
merasa ragu untuk menunaikan kewajiban nya yaitu berbakti kepada ke dua
orang tua nya.
“Aisyah,,kenapa kamu diam nak?” tanya ibunya lembut.
“ahhh,,,ehh,, aisyah gak apa-apa koq buk.” Jawabnya lirih
“Nak.
Ibu dan ayah mu tidak memaksa agar kamu menerima tawaran itu. Ibu
menyerahkan semua keputusan padamu. Jika itu baik menurut mu jalanilah,
namun jika sebaliknya. Jauhilah.”
“enggak
koq bu, aisyah mau menerima tawaran itu !” ucapnya seraya menahan air
mata yang jatuh karena dia harus mengubur perasaan pada pemuda bersuara
merdu itu.
“benar kamu menerima nya?” selidik ibunya memastikan.
“ iya bu.” Jawab aisyah parau.
“Ya sudah jikalau begitu. Ibu akan segera memberi tahu pak bastian sekalian akan menentukan waktu yang baik untuk menentukan tanggal pernikahan kalian.”
Telepon
tiba-tiba terputus sebelum keduanya bicara banyak. Namun hati aisyah
seakan tertusuk belati karena sebentar lagi dia benar-benar akan
menjalani hidup dengan orang asing yang tak pernah dia kenal.
!#$%^&*@$%^&
Langit
berganti warna, dari cerah menjadi mendung. Malam berganti suasana dari
indah menjadi kelam. Begitu juga hari semakin jauh meninggalkan kisah
yang tersisa. Aisyah yang mendapat kabar bahwa tanggal pernikahan nya
ialah seminggu setelah liburan pesantren menjadi sangat gelisah.
Bagaimana tidak dua hari lagi liburan pesantren akan tiba namun sedikit
pun mental dan batin nya belum siap untuk menerima semua itu. di tambah
lagi telah beberapa hari ini dia tidak mendengar pemilik suara merdu itu
adzan di masjid, entah ada gerangan apa namun hal itu sungguh
membuatnya sangat gelisah.
Siang
malam dia hanya mampu menagis dan mengadu kepada Allah. berharap jika
jalan yang akan di laluinya adalah jalan yang terbaik. sampai tak terasa
liburan pesantren telah berlalu pula berganti pesta pernikahan yang
besok pagi akan digelar di kediaman nya.
Malam
hari nya aisyah kembali menangis. Walau besok adalah merupakan hari
sakeral namun bagi nya besok ialah hari kiamat yang akan meruntuhkan
bumi cinta nya. Dia sempat berfikir untuk mengakhiri hidup namun agama
yang kuat serta berkah dari ayat-ayat alQuran yang dia hafal membuat
semuanya tak terjadi. Dalam pergolakan batin yang sangat membara, dia
hanya bisa pasrah jika esok hari adalah sebuah nikmat bukan sebuah murka
dari Allah.
!@#$%^&@#$%%
Pagi
yang cerah menaungi bumi. Bunyi petasan dan suara tawa bahagia meliputi
seluruh isi rumah. Anak-anak kecil berlarian riang seolah membawa puisi
keindahan untuk sang permaisuri Siti Aisyah dari sang pangeran muda
Muhammad Ikhsan. Para tamu undangan pun sudah hadir semua termasuk Kiai
Abdullah selaku pengasuh pondok pesantren Al amien. Semuanya tampak
bahagia dan riang. Tapi lain hal nya dengan Aisayah. Wanita soleha itu
sungguh tak sanggup menahan kesedihan nya, dia terus menangis walau kini
dia telah berada di hadapan penghulu. Semua orang di buat
terheran-heran terlebih Ikhsan pemuda ganteng itu menjadi sangat sedih
dan kasihan pada calon pengantinya. Ingin rasa nya dia batalkan
pernikahan itu agar aisyah bisa bahagia. Dia lebih baik kecewa dari pada
melihat orang lain yang kecewa. Akhirnya di sela tangis aisyah yang tak
kunjung jua reda, dia beranjak dari hadapan penghulu. dia ambil
microphone dan berucap sambil menahan lelehan air mata.
“Aisyah
aku tak pernah bermimpi untuk memiliki mu karena aku tau kau tak
mungkin mencintaiku. namun satu hal yang harus kau ketahui bahwa aku
rela melepasmu jika kau memang benar-benar menginginkan nya. sungguh aku
lebih ikhlas kau bahagia dengan orang lain daripada
aku yang bahagia di atas tangisan mu. jadi aku tak akan pernah
memaksakan mu untuk menerima ku sebagai pendamping hidup mu. Tapi
sebelum semua itu terjadi . kumohon izinkan aku memberikkan sesuatu pada
mu. Sesuatu yang jauh sebelum hari ini aku persiapkan sebagai hadiah
pernikahan kita. Sesuatu yang hanya aku berikan pada orang yang akan
menjadi nafasku walau sebentar lagi semua itu akan tak berlaku karena
aku tak ingin melihatmu menangis lagi !!”
Ikhsan
kemudian mengambil Alquran dan membacanya . Dia membaca surah As Syura.
Pedih sekali suaranya sepedih perasaan nya yang kini tak menjadi
pilihan hati aisyah. Sampai di ayat 83:
. (Ibrahim
berdoa): “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku Hikmah (agar aku menjadi
orang yang bijaksana) dan pertemukanlah aku dengan orang-orang yang
shaleh”.
Suara
Ikhsan semakin pedih sampai-sampai kiai Abdullah dan seluruh para
undangan menitikkan air mata. Namun tidak untuk aisyah. Gadis yang sejak
tadi menangis tanpa henti itu kini menjadi terkejut karena dia
merasakan ada kesamaan antara suara Ikhsan dengan suara muadzin yang
beberapa waktu lalu mengisi hatinya. Apalagi ketika dia sadar bahwa
ikhsan membaca surah As-syura. Dan bukan kah dulu muadzin itu juga
membaca ayat ini. Aisyah jadi tergetar hatinya. Tiba-tiba langit seakan
menghujan kan perasaan cinta yang sangat mendalam kepada aisyah. Di
rasakan nya pula ilham kasih dan cinta merasuk perlahan melalui
pori-pori kalbunya. Keraguan dan kesedihan yang sejak tadi menghantui
hati nya pun kini berganti dengan keyakinan dan kebahagiaan karena orang
yang di kagumi dan di cintai karena suaranya mungkin adalah ikhsan
lelaki yang mempunyai hati besar untuk mengikhlas kan dirinya.
Setelah
selesai. Ikhsan kembali ke depan penghulu. Dia menatap aisyah Berharap
ada sedikit cinta yang bisa dia dapat. Aisyah memberanikan diri membalas
tatapan ikhsan dan betapa senang hati ikhsan ketika di lihat nya aisyah
tak lagi menangis. Tiba-tiba aisyah berucap sambil tersenyum pada
ikhsan.
“ Terimakasih atas hadiah nya ! tapi sayang nya hadiah itu sepertinya pernah aku dengar!”
“kapan ??” Tanya ikhsan kaget.
“ketika kamu membaca nya di masjid Baitur-rahman pondok pesantren al-amien setelah sholat subuh. Benar kan?”
“koq kamu tau”?
“karena
sejak pertama kali mendengar suaramu waktu adzan dan mengaji aku
langsung mencintaimu!” Ucap aisyah yakin. Mata mereka beradu dan dunia
seakan milik berdua.
“Jadi sekarang bagaimana?” tanya ikhsan ragu-ragu.
“ehhhmmmmmm Aku siap menyerahkan jiwa dan raga ku untuk menjadi isteri sekaligus makmum bagi mu”.
Mereka sama-sama tersenyum dan surah as-Syura menjadi saksi cinta mereka.
Ada kekasih yg membuktikan cintanya dengan jutaan kalimat ,pujian dan rayuan.
Adapula dengan sikap nan penuh kasih
Tak sedikit dengan pengorban`n yangg meluluh lantakkan harga diri
Ada pula dengan menguras tenaga dan materi.
Namun bagiku, aku mencintaimu dengan menundukkan wajahku padamu,
bukan karena ku ingin berpaling darimu
Tapi karena aku ingin menjaga pandanganmu dari panah-panah iblis.
Aku mencintaimu dengan tidak melemah lembutkan suaraku padamu,
bukan karena aku ingin menyakitimu
namun karena aku ingin menjaga hatimu dari bisikan syaitan yang menipu.
Aku mencintaimu dengan menjauh darimu
Bukan karena aku membencimu,
namun karena ku ingin menjagamu dari khalwat yang menjebak.
Ku mencintaimu dengan menjaga dirimu dan diriku
Menjaga kesucianmu dan kesucianku
Menjaga kehormatanmu dan kehormatanku
Menjaga kebeningan hatimu dan hatiku.
Aisyah... Ana Uhibbu Ilaiki !