Selasa, 04 Desember 2012



Seuntai Hadiah Untuk Pengantinku


Langit mulai tak berjiwa. Meniupkan aroma keheningan pada  semesta, membangkitkan rasa kesepian pada gantungan rembulan dan menjinjing bintang yang kian tenang mengalir bagai telaga kautsar di alam surga. Seuntai  takbir, tasbih dan tahmid mengalun merdu bak nyanyian surgawi. Menemani sepertiga malam yang kian mensyahdukan jiwa-jiwa yang bertasbih
Andai Terfahami ada seseorang yang menunggu  di setiap sepertiga malam, pasti semua insan tak akan terlena dalam buaian mimpi yang lelapkan jiwa. Dia selalu menunggu. Dia selalu bersabar. Walau kau dan aku masih saja tak menemui nya dalam sujud. Sujud yang membalut perasaan cinta kasih seorang hamba pada pencipta nya.
“Lailahaillalah.” Dzikir Aisyah bergelora membelah langit.
Entah sudah berapa ribu kali bibir manis wanita sholeha ini melafalkan kalimat tersyahdu itu.
Kepalanya menunduk. Bibir nya pucat dan matanya berlinangan air mata.
Malam itu dia benar-benar menyerahkan jiwa raga nya pada sang khalik. Raja di atas raja. Hakim di atas hakim. Penguasa rasa cinta, rindu, kasih dan ikhlas di bumi ini.
Siapa lagi kalau bukan Allah !! dzat yang di rindukan nya sepanjang mas`. Dzat yang di dambakan nya dapat dia tatap langsung di surga. Dan dzat yang di jadikan nya batu bersandar ketika masalah mengutuk perjalanan hidupnya. Karena bagi nya, dia hanyalah sekuntum bunga tulip di antara berjuta mawar yang menaungi taman kehidupan. Walau bagi orang lain dia lah mawar di atas mawar dan Tulip di atas tulip.
Yah…seyogyanya dia adalah seorang gadis yang sangat cantik, soleha, mempunyai agama yang baik, berakhlak mulia, bermata indah, berlesung pipit, dan taat kepada perintah Allah.
Dia lah kembang pondok pesantren Al-amin parenduen sumenep yang kini menjadi buah bibir di kalangan santri putera dan masyarakat di sekitar pesantren.
Bagaimana tidak, selain keindahan fisik yang begitu menawan, dia juga sangat pintar. Dia terkenal sebagai “KHUFFADZ”  atau dengan kata lain dia mampu menjadi wanita yang menghafal isi dan ayat-ayat terindah alquran. Bukan hanya itu. Dia juga satu-satu nya wanita yang mampu menghafal AL-FIAH dalam waktu satu bulan.
Sungguh wanita yang luar biasa! Namun di balik semua itu tak pernah sedikitpun ada rasa sombong merasuki hatinya. Dia tetap rendah hati, layak nya wanita biasa yang tak memiliki kelebihan apapun. Itu lah aisyah. Yang dengan senyumnya mungkin seluruh kaum adam akan rela di madu demi mendapat kan cintanya.
Malam masih terasa pekat. Bergelanyut manja bersama fajar shodik yang sebentar lagi akan tergores di langit. Dia bangkit dari simpuhnya. Berdiri tegak dan segera melaksanakan sholat istikharah. Rupanya Dia ingin mencari jawaban atas masalah hidup yang kini mendera nya. Masalah yang tak pernah terfikir akan menghunus Ulu hatinya. Setelah usai dia lalu membaca doa dan segera merebahkan tubuh untuk tidur seperti yang di anjurkan dalam agama.
Fajar sodhik kian menyinsing di peraduan langit. Adzan sholat subuh pun berkumandang dengan  merdunya. Aisyah yang sedang terlelap mulai tersadar mendengar alunan suara adzan yang sangat indah. Beda sekali dari biasanya.  hal itu membuat ia terbangun seraya coba menerka siapa yang sedang menyenandungkan adzan seindah itu.
“Masya Allah ! siapa yang adzan?” gumam batin nya.
Dia melihat ke sekeliling . Rupanya seluruh santri puteri juga sudah bangun . Mereka berkumpul. Entah ada apa ? tapi aneh sekali karena mereka tidak langsung mengambil wudhu untuk bersiap-siap sholat subuh. Aisyah melangkah mendekati santri puteri yang lain. Dia menerobos dan bergabung bersama kerumunan itu.
“Assalamualaikum ukhti. Ada apa ya ? koq rame banget.?” Tanya nya.
“walaikum salam. Nggak ada apa-apa ! kami Cuma lagi heran saja mendengar suara adzan yang sedang berkumandang itu. Siapa ya kira-kira ??” Jawab salah satu teman aisyah.
Aisyah menjadi terdiam. Matanya kosong sekali. Mungkin dalam diam nya, aisyah mencoba mencari tahu siapa yang sedang adzan di masjid itu. Apakah Ali? Seorang santri putera yang sering adzan apabila farid yang merupakan ketua masjid sekaligus muadzin utama absen untuk mengumandangkan adzan. Rasanya bukan. Karena suara ali atau pun farid tidak semerdu itu. Tapi siapa ? apakah santri baru ? Pertanyaan-pertanyan seperti itu tumbuh melahirkan sebuah rasa kagum pada muadzin misterius yang kini sedang asyik memanggil jiwa-jiwa yang terlelap. tiba-tiba hati nya bergetar hebat ketika muadzin mengalunkan sholawat badhar sebagai candu untuk menghinotis seluruh santri agar segera datang melaksanakan sholat subuh. Tak terasa air matanya meleleh ketika suara muadzin tersebut semakin pilu mendendangkan shalawat kesedihan. Suara yang benar-benar indah dan merdu. Suara yang menandakan betapa ikhlas nya dia menjadi budak Allah. Suara yang mengisahkan pilu nya hati sepilu ketika rasulullah kehilangan siti kahadijah. Suara yang begitu gigih segigih perjuangan siti Zulaikha untuk mendapatkan cinta nabi yusuf As. Dan suara yang begitu mengilhami sebuah perasaan baru yang mulai tumbuh di hati aisyah.
“Aisyah !! kamu kenapa menangis?” suara teman nya membuat lamunan nya buyar.
“ehh,,ahh,, a a a aku tidak apa-apa!” jawabnya terbata.
“ ya sudah ayo cepat kita ke masjid sebelum kiai Abdullah datang untuk mengimami sholat “!!
“Oh iy ,,ayo !!”
Mereka lantas mengambil wudhu untuk selanjutnya sholat berjamaah di masjid.
Selesai sholat Aisyah tak langsung beranjak Dari masjid Baitur-rahman. Dia masih bersimpuh seraya berdoa agar masalah yang kini didera nya menemukan jalan keluar. Sungguh lemah batinnya apabila dia mengingat kembali surat yang di kirim kan orang tua nya. Surat yang tidak pernah dia harapkan selama ini. Surat yang begitu menyakitkan dan surat yang seakan menghancurkan berjuta mimpi nya selama ini. Disela kegundahan nya yang tak bertepi. Dia kembali mendengar suara yang tadi membuat nya meneteskan air mata. Suara itu kini sedang melantunkan ayat-ayat suci al-quran. Sungguh sangat merdu dan syahdu, semerdu suara nabi daud As jika beliau masih bertahta di bumi ini.
Sebenarnya dia ingin mengintip dari balik tirai untuk mengetahui siapa pemilik suara itu. Namun batin nya menolak karena hal itu di larang oleh undang-undang pesantren. Tak ayal dia hanya mampu menghayati dan mendengar sayup-sayup suara itu tanpa tahu siapa pemilik nya.
Aisyah kembali harus menagis pilu ketika mendengar suara tersebut kini sedang melantunkan ayat  As syura ayat 83.



. (Ibrahim berdoa): “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku Hikmah (agar aku menjadi orang yang bijaksana) dan pertemukanlah aku dengan orang-orang yang shaleh”.

Sungguh ayat yang sangat sarat dengan sejuta makna. Ayat yang juga merupakan sebuah doa bagi orang-orang yang mendambakan kekasih sejati. Begitu juga yang kini di rasakan aisyah. Gadis bermata indah itu sangat mendambakan kekasih yang kelak bisa menjadi imam bagi nya. Menjadi dermaga dalam pelayaran cinta nya. Dan menjadi tempat terakhir dimana dia akan mencurahkan seluruh jiwa raga nya. Namun semua terasa buyar apabila dia mengingat  kejadian tiga hari yang lalu. Dimana dia yang baru  saja selesai mengaji menerima surat dari ibu nya.

Assalamualaikum Wr.Wb
Kepada : anak ku tercinta
Siti aisyah.


Salam sayang sesayang Nabi Ibrahim kepada puteranya nabi ismail. Salam rindu serindu nabi sulaiman kepada permaisurinya ratu Balqis, dan salam cinta secinta Baginda rasulullah kepada puteri nya Fatimah az Zahra.
Berjuta doa ibu haturkan kepada ALLAH SWT. Agar  puteri ibu siti aisyah selalu dalam lindungan rahmat Nya. karena hanya dialah permata hati yang selalu menjadi kebahagiaan keluarga.
Anak ku aisyah yang sangat ibu cintai. Maaf apabila kedatangan surat ini sedikit membuat warna berbeda di hatimu. Namun ada suatu hal yang harus ibu sampaikan. Dan hal ini bersangkutan langsung dengan mu. jadi besar harapan ibu agar kau juga tahu dan menimbang-nimbang akan hal ini.
Aisyah. Alhamdulillah sekarang keadaan ayah mu semakin membaik. Apalagi setelah operasi minggu lalu, beliau kini sudah mulai bisa kembali beraktifitas seperti sedia kala. Walau penyakit tumor nya menurut dokter sewaktu-waktu masih akan kambuh apabila tahap pengobatan nya berhenti di tengah jalan. Namun yang menjadi masalah bukanlah itu. Melainkan biaya untuk pengobatan ayah mu yang di dapat dari berhutang kepada Pak Bastian kini berubah menjadi sebuah tawaran. Tawaran yang mungkin akan membuat mu tidak bahagia.
Tawaran itu adalah pak Bastian ikhlas apabila hutang sebesar 30 juta itu tidak di bayar asal kau mau menjadi isteri dari putera semata wayang nya Muhammad Ikhsan karena menurut beliau puteranya itu sangat mencintai mu setelah mendengar cerita dari teman nya bahwa kau wanita yang soleha.
Tapi apabila tidak. Maka mau tidak mau kita harus tetap membayar hutang kepada beliau.
Mungkin ini adalah sebuah pilihan yang sangat berat. Namun ibu berharap kamu bisa memahami keadaan ibu dan ayah mu karena demi ALLAH semua harta kami telah habis untuk biaya pengobatan ayah mu. Jadi ibu mohon kamu bisa mengerti.
Mungkin hanya ini yang dapat ibu sampaikan kurang lebihnya ibu minta maaf.
Wassalam.


Detak jantungnya seakan berhenti ketika dia menutup surat. Suasana terasa berubah dari indah menjadi mencekam. kekecewaan yang mendalam pun akhirnya menguasai hati nya.
Tak pernah dia bayangkan jika perjalanan hidup nya harus berakhir seperti siti nurbaya. Yakni menikah dengan pria yang tidak dia ketahui apalagi dia cintai. Walau di sisi lain sebenarnya dia sangat iba pada keadaan kedua orang tua nya.
Matahari sudah setengah menanjak di dermaga langit. Aisyah yang masih tak bergeming akhirnya memutuskan untuk kembali ke asrama puteri. Dia tapaki nya bumi yang terasa tak adil pada perjalanan cintanya. Padahal dia sama seperti yang lain, ingin bahagia dengan orang yang dia pilih bukan yang di pilihkan orang lain. Di tengah perjalanan nya, dia kembali ingat kejadian tadi subuh. Dimana suara merdu seorang muadzin mampu memikat dan melahirkan sebuah rasa. Rasa yang tak pernah ia alami sebelumnya. Rasa aneh dimana rasa kagum bercampur dengan detakan jantung yang kencang setiap mendengar alunan merdu suara muadzin misterius itu. Apakah dia jatuh cinta ?? entahlah hanya waktu yang mampu menjawabnya. .Karena dia sebentar lagi akan di khitbah orang lain
@#$%%^&(!@@#$$%%
Empat hari telah berlalu. Aisyah yang sedang termenung di panggil ketua pondok karena ibu nya menelpon.
“Hallo Assalamualaikum”  ! salam ibunya
“ iya waalaikum salam. ! jawab aisyah
“ Nak ibu mau menanyakan sesuatu.”
“sesuatu apa bu”??
“Pak bastian kemarin berkunjung kerumah dan menanyakan akan jawaban atas tawaran nya. Ibu t`k tau harus jawab apa, makanya sekarang ibu menelpon mu untuk mendengar jawaban mu.”
Aisyah diam seribu bahasa. Dia tak mampu berkomentar apapun. Sebelah hatinya merasakan iba yang sangat mendalam pada ke dua orang tua nya, namun sebelah hatinya lagi terbang melayang bersama pemilik suara merdu yang telah membuat dia beberapa hari tak mampu memejamkan mata. Rupanya dia benar-benar jatuh hati kepada pemuda bersuara syahdu itu. Hingga dia merasa ragu untuk menunaikan kewajiban nya yaitu berbakti kepada ke dua orang tua nya.
“Aisyah,,kenapa kamu diam nak?” tanya ibunya lembut.
“ahhh,,,ehh,, aisyah gak apa-apa koq buk.” Jawabnya lirih
“Nak. Ibu dan ayah mu tidak memaksa agar kamu menerima tawaran itu. Ibu menyerahkan semua keputusan padamu. Jika itu baik menurut mu jalanilah, namun jika sebaliknya. Jauhilah.”
“enggak koq bu, aisyah mau menerima tawaran itu !” ucapnya seraya menahan air mata yang jatuh karena dia harus mengubur perasaan pada pemuda bersuara merdu itu.
“benar kamu menerima nya?” selidik ibunya memastikan.
“ iya bu.” Jawab aisyah parau.
“Ya sudah jikalau begitu. Ibu akan segera  memberi tahu  pak bastian sekalian akan menentukan waktu yang baik untuk menentukan tanggal pernikahan kalian.”
Telepon tiba-tiba terputus sebelum keduanya bicara banyak. Namun hati aisyah seakan tertusuk belati karena sebentar lagi dia benar-benar akan menjalani hidup dengan orang asing yang tak pernah dia kenal.
!#$%^&*@$%^&

Langit berganti warna, dari cerah menjadi mendung. Malam berganti suasana dari indah menjadi kelam. Begitu juga hari semakin jauh meninggalkan kisah yang tersisa. Aisyah yang mendapat kabar bahwa tanggal pernikahan nya ialah seminggu setelah liburan pesantren menjadi sangat gelisah. Bagaimana tidak dua hari lagi liburan pesantren akan tiba namun sedikit pun mental dan batin nya belum siap untuk menerima semua itu. di tambah lagi telah beberapa hari ini dia tidak mendengar pemilik suara merdu itu adzan di masjid, entah ada gerangan apa namun hal itu sungguh membuatnya sangat gelisah.
Siang malam dia hanya mampu menagis dan mengadu kepada Allah. berharap jika jalan yang akan di laluinya adalah jalan yang terbaik. sampai tak terasa liburan pesantren telah berlalu pula berganti pesta pernikahan yang besok pagi akan digelar di kediaman nya.
Malam hari nya aisyah kembali menangis. Walau besok adalah merupakan hari sakeral namun bagi nya besok ialah hari kiamat yang akan meruntuhkan bumi cinta nya. Dia sempat berfikir untuk mengakhiri hidup namun agama yang kuat serta berkah dari ayat-ayat alQuran yang dia hafal membuat semuanya tak terjadi. Dalam pergolakan batin yang sangat membara, dia hanya bisa pasrah jika esok hari adalah sebuah nikmat bukan sebuah murka dari Allah.
!@#$%^&@#$%%

Pagi yang cerah menaungi bumi. Bunyi petasan dan suara tawa bahagia meliputi seluruh isi rumah. Anak-anak kecil berlarian riang seolah membawa puisi keindahan untuk sang permaisuri Siti Aisyah dari sang pangeran muda Muhammad Ikhsan. Para tamu undangan pun sudah hadir semua termasuk Kiai Abdullah selaku pengasuh pondok pesantren Al amien. Semuanya tampak bahagia dan riang. Tapi lain hal nya dengan Aisayah. Wanita soleha itu sungguh tak sanggup menahan kesedihan nya, dia terus menangis walau kini dia telah berada di hadapan penghulu. Semua orang di buat terheran-heran terlebih Ikhsan pemuda ganteng itu menjadi sangat sedih dan kasihan pada calon pengantinya. Ingin rasa nya dia batalkan pernikahan itu agar aisyah bisa bahagia. Dia lebih baik kecewa dari pada melihat orang lain yang kecewa. Akhirnya di sela tangis aisyah yang tak kunjung jua reda, dia beranjak dari hadapan penghulu. dia ambil microphone dan berucap sambil menahan lelehan air mata.
“Aisyah aku tak pernah bermimpi untuk memiliki mu karena aku tau kau tak mungkin mencintaiku. namun satu hal yang harus kau ketahui bahwa aku rela melepasmu jika kau memang benar-benar menginginkan nya. sungguh aku lebih ikhlas kau bahagia dengan orang lain  daripada aku yang bahagia di atas tangisan mu. jadi aku tak akan pernah memaksakan mu untuk menerima ku sebagai pendamping hidup mu. Tapi sebelum semua itu terjadi . kumohon izinkan aku memberikkan sesuatu pada mu. Sesuatu yang jauh sebelum hari ini aku persiapkan sebagai hadiah pernikahan kita. Sesuatu yang hanya aku berikan pada orang yang akan menjadi nafasku walau sebentar lagi semua itu akan tak berlaku karena aku tak ingin melihatmu menangis lagi !!”
Ikhsan kemudian mengambil Alquran dan membacanya . Dia membaca surah As Syura. Pedih sekali suaranya sepedih perasaan nya yang kini tak menjadi pilihan hati aisyah. Sampai di ayat 83:

. (Ibrahim berdoa): “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku Hikmah (agar aku menjadi orang yang bijaksana) dan pertemukanlah aku dengan orang-orang yang shaleh”.

Suara Ikhsan semakin pedih sampai-sampai kiai Abdullah dan seluruh para undangan menitikkan air mata. Namun tidak untuk aisyah. Gadis yang sejak tadi menangis tanpa henti itu kini menjadi terkejut karena dia merasakan ada kesamaan antara suara Ikhsan dengan suara muadzin yang beberapa waktu lalu mengisi hatinya. Apalagi ketika dia sadar bahwa ikhsan membaca surah As-syura. Dan bukan kah dulu muadzin itu juga membaca ayat ini. Aisyah jadi tergetar hatinya. Tiba-tiba langit seakan menghujan kan perasaan cinta yang sangat mendalam kepada aisyah. Di rasakan nya pula ilham kasih dan cinta merasuk perlahan melalui pori-pori kalbunya. Keraguan dan kesedihan yang sejak tadi menghantui hati nya pun kini berganti dengan keyakinan dan kebahagiaan karena orang yang di kagumi dan di cintai karena suaranya mungkin adalah ikhsan lelaki yang mempunyai hati besar untuk mengikhlas kan dirinya.
Setelah selesai. Ikhsan kembali ke depan penghulu. Dia menatap aisyah Berharap ada sedikit cinta yang bisa dia dapat. Aisyah memberanikan diri membalas tatapan ikhsan dan betapa senang hati ikhsan ketika di lihat nya aisyah tak lagi menangis. Tiba-tiba aisyah berucap sambil tersenyum pada ikhsan.
“ Terimakasih atas hadiah nya ! tapi sayang nya hadiah itu sepertinya pernah aku dengar!”
“kapan ??” Tanya ikhsan kaget.
“ketika kamu membaca nya di masjid Baitur-rahman pondok pesantren al-amien setelah sholat subuh. Benar kan?”
“koq kamu tau”?
“karena sejak pertama kali mendengar suaramu waktu adzan dan mengaji aku langsung mencintaimu!” Ucap aisyah yakin. Mata mereka beradu dan dunia seakan milik berdua.
“Jadi sekarang bagaimana?” tanya ikhsan ragu-ragu.
“ehhhmmmmmm Aku siap menyerahkan jiwa dan raga ku untuk menjadi isteri sekaligus makmum bagi mu”.
Mereka sama-sama tersenyum dan surah as-Syura menjadi saksi cinta mereka.



Ada kekasih yg membuktikan cintanya dengan jutaan kalimat ,pujian dan rayuan.
Adapula dengan sikap nan penuh kasih
Tak sedikit dengan pengorban`n yangg meluluh lantakkan harga diri
Ada pula dengan menguras tenaga dan materi.

Namun bagiku, aku mencintaimu dengan menundukkan wajahku padamu,
bukan karena ku ingin berpaling darimu
Tapi karena aku ingin menjaga pandanganmu dari panah-panah iblis.

Aku mencintaimu dengan tidak melemah lembutkan suaraku padamu,
bukan karena aku ingin menyakitimu
namun karena aku ingin menjaga hatimu dari bisikan syaitan yang menipu.

Aku mencintaimu dengan menjauh darimu
Bukan karena aku membencimu,
namun karena ku ingin menjagamu dari khalwat yang menjebak.

Ku mencintaimu dengan menjaga dirimu dan diriku
Menjaga kesucianmu dan kesucianku
Menjaga kehormatanmu dan kehormatanku
Menjaga kebeningan hatimu dan hatiku.

Aisyah... Ana  Uhibbu Ilaiki !


Rabu, 28 November 2012

NURLISA



NURLISA


Cinta memang sukar untuk ditebak, kadang yang kita rasa indah malah nyatanya menikam! Begitu pula yang kita rasa buruk ternyata membuai dan membuat terlena. Itulah cinta yang dengan lima huruf nya mampu membuat langit bersujud kepada bumi dan matahari tenggelam di timur ! subhanallah aku mencintai seseorang yang menciptakan cinta dengan cinta secinta cinta nya. Dan bukan cinta yang telah di bumbui dengan nafsu birahi belaka.
Cinta ku setinggi langit, seluas bumi dan sedalam laut. Cinta yang hanya kuberikan pada Allah, pada utusan-utusan nya, pada ke dua orang tua ku, pada seluruh keluarga ku , pada seluruh guru-guru ku dan pada seseorang yang di takdirkan ALLAH menjadi tulang rusukku.
Terlalu rumit membicarakan cinta karena secara alamiah semua di muka bumi ini di ciptakan karena cinta. Langit, bumi, bulan, bintang, ayah, ibu, aku dan kamu semuanya di ciptakan berdasarkan kekuatan cinta hingga kelak pun semuanya itu akan di musnah kan dengan penuh kecintaan pula.
Jadi hargailah cinta sebagai mana kau hargai sang pencipta yang telah menciptakan cinta.


Aku masih terlalu asik melukis wajah NURLISA di atas kertas-kertas ku, sambil sesekali menatap wajah nya untuk memastikan apakah dia masih duduk manis menjadi model lukisan ku apa tidak? Walau sebenarnya aku sedikit kasihan pada nya karena dia harus duduk berlama-lama sambil tersenyum manis hanya untuk sebuah lukisan, lukisan yang akan menjadi lukisan ke seratus setiap aku bertemunya.
Aku terus melukis dengan sepenuh hati, kucurahkan semua perasaan ku agar lukisan ku kali ini benar-benar tampak indah, walau memang tak akan seindah paras aslinya. Karena pelukis terhandal di dunia ini sekalipun tak akan mampu melukis indahnya mata seindah mata nurlisa, ranum nya bibir seranum bibir nurlisa, manis nya senyum semanis senyum nurlisa dan lembut nya akhlak selembut akhlak gadis yang kini menjadi bidadari surga dalam bunga tidurku itu.
Yahhh ,,,,,,,, dia lah gadis impianku. gadis yang telah setengah tahun belakangan ini menjadi teman di kehidupku yang penuh dengan kegalauan, walau sejatinya dia hanya dapat ku temui setiap aku tidur ( bermimpi), namun semua itu tak memupuskan harapan ku untuk memiliki nya walau hanya dalam mimpi. Karena cinta (subjektif) adalah ungkapan etika dan estetika kepada lawan jenis. sedangkan dia adalah lawan jenis ku  hanya saja dia masih maya dan belum tampak di dunia nyata.
Jadi Salah kah aku mempunyai rasa itu??  kurasa tidak ! ! karena aku yakin dia nyata !. walau mungkin Allah belum mengijinkan nya saja untuk aku  dapat menjumpai nya di dunia ini sebagai mana dulu adam menjumpai sang hawa setelah sekian lama menanggung beban kesendirian!
Aku tetap melukis nurlisa dengan bahagia, tapi ketika aku ingin menatap wajahnya kembali, kulihat dia sudah tidak ada. Aku pun panik dan mencoba bangkit dari tempat duduk untuk mencarinya tapi seketika kurasa kan ada goncangan keras yang melanda tubuh ku, Dan…………”Yusuf,Yusuf,Yusuf,,,,Bangun nak,Bangun!!” suara ibuku yang serak membuat aku tersadar dari tidur ku.
“Aku dimana bu” tanya ku masih di liputi kebingugan
“ kamu di rumah nak !” jawab ibuku
“Nurlisa mana bu” tanyaku lagi
“dia tidak ada nak!”
“tidak bu ! tadi Yusuf baru saja bersama nya diteras rumah. Yusuf melukis wajah nya tapi tiba-tiba dia menghilang entah kemana, makanya yusuf panik mencarinya”
“ sudah lah nak,,,kamu harus sadar dia hanya mimpi bagi mu dan bukan lah nyata! Jadi segeralah lupakan dia ! ibu tidak mau setiap kamu bangun tidur kamu selalu menanyakan nya.!”
“Tapi aku yakin dia nyata bu! Buktinya selama setengah tahun ini setiap aku bermimpi, aku selalu memimpikan nya! Hampir setiap waktu juga hanya dirinya yang menemani bunga tidur ku”

“ Tapi kenyataan nya sampai sekarang dia masih tak ada kan dalam dunia nyata dan sekejap pun kamu belum pernah melihatnya !!” bantah ibuku yang seketika membuat ku bisu tak tau harus menjawab apa.
Aku hanya bisa tertunduk lesu. Namun tak lama ibu bereaksi kembali:
“ sudahlah Yusuf,, jangan lagi memikirkan nya mending kamu sekarang cepat sholat dzuhur dan siap-siap ikut ibu ke rumah paman mu di jember!”
“memangnya ada apa bu?” tanyaku mengerutkan kening.
“apakah kamu lupa kalau sepupu mu Faizal nanti malam akan melangsungkan pernikahan dengan gadis yang dijodohkan ayah nya !” jawab ibu pelan
“ohhh iya ya ! maaf yusuf lupa bu”
“ya sudah tidak apa-apa, mending sekarang kamu siap-siap sana!” perintah ibuku sambil ngeloyor pergi meninggalkan aku.
tak lama berselang akupun langsung bergegas ke kamar mandi untuk selanjutnya bersiap-siap.
Matahari masih terasa agak menyengat ketika sekitar jam tiga sore aku berangkat bersama ibu ke jember. Perjalanan dari Malang ke jember memang cukup jauh. Mungkin di butuhkan waktu sekitar 2-3 jam untuk sampai disana. Maka dari itu ibu menyuruh ku agak cepat menyetir. Dan betul juga perkiraanku, karena sekitar jam setengah enam sore aku telah tiba di rumah faizal dengan selamat.
Adzan maghrib rupanya ikut menyambut kedatangan ku dan ibu di rumah faizal. Dan hal itu membuat aku dan ibu memutuskan untuk segera ikut sholat berjamaah bersama keluarga besar faizal, namun aku yang berhadats kecil mohon pamit terlebih dahulu untu mengambil wudhu.
Baru saja aku melangkah keluar dari toilet setelah mengambil wudhu, tiba-tiba kurasakan tubuh ku bertabrakan dengan tubuh seseorang hingga kami berdua sama-sama terjatuh. Aku yang segera berdiri untuk meminta maaf pun seakan tak percaya ketika aku menatap wajah orang yang berada di hadapan ku.
“ Nurlisa!” ucapku kaku serasa aku kembali berada dalam taman mimpi.
Gadis itu tak bereaksi apapun. Dia hanya terdiam sambil menatap lekat mataku, aku tak tahu apa yang ia fikirkan, tapi tiba-tiba ada dua butir Kristal bening mengalir dari mata nya.
“ kamu Nurlisa kan?” tanya ku menggebu-gebu.
Dia masih juga tak bereaksi. Malah tangis nya semakin deras membuat aku tambah terhipnotis.
Ku tatap lekat dia kembali, namun  kurasakan ada nada-nada kesedihan mengalir di relung hatinya setelah melihat ku.
“ tolong jawab! KAMU NURLISA KAN ?” kalimat itu terulang lagi bagai semilir angin malam yang  membalut kesepian ku.
“ A,,a,,,A,,ku” !! jawab nya gagap seolah ingin memastikan sesuatu.
“aku bukan nurlisa !” akhirnya kalimat singkat itu benar-benar keluar dari bibir nya.
“tapi kenapa kamu menangis jika kamu bukan nurlisa??” interogasi ku dengan mata yang mulai berkaca-kaca sebab tak mampu menerima kenyataan bahwa dia bukan lah gadis khayalan dalam mimpiku.
“A,,,a,,a,,ku” dia kembali tergagap sambil langsung menghapus air matanya.
“ Aku Cuma kelilipan saja makanya aku mengeluarkan air mata !” jawab nya ragu-ragu..
Aku memberanikan diri menangkap tangan nya dan berlutut di hadapan gadis terindah itu.
“ Bersumpah lah jika kau memang benar-benar bukan nurlisa!! karena harus kamu ketahui jika selama ini aku selalu bermimpi bertemu dengan seorang gadis yang membuat ku faham arti cinta sebenarnya,  membuat ku mengerti arti kehidupan dan membuat ku menyadari arti bagaimana mengahargai cinta.
Dan tahukah kau jika wanita itu sama persis dengan wanita yang berada di hadapan ku kali ini  !”
Akhirnya aku dan dia sama-sama tak bisa menyembunyikan kesedihan. Aku yang sedang berlutut dihadapannya menagis pilu sambil berharap apa yang barusan dikatakan nya adalah sebuah kebohongan belaka. Dia pun menangis terharu menyaksikan betapa gigih nya aku meyakinkan bahwa yang aku lihat memang benar nurlisa, gadis yang menjadi bunga mimpi ku selama ini.
Sampai akhirnya setelah sekian lama kami terdiam membisu. dengan air mata  yang menemani kegalauan dan keheningan, ia mau berucap lirih :
“iya mas Yusuf a,,a,,ku Nurlisa,,, aku juga mengalami apa yang mas rasakan. Yakni aku selalu memipikan tentang mu Mas, memimpikan menjalani hubungan dalam dunia yang hanya ALLAH yang memahaminya. harus mas ketahui pula jika selama itu aku terus berharap untuk dapat bertemu mas di dunia nyata namun semuanya sia-sia karena orang tua ku berfikir itu hanya sebuah bunga tidur belaka, sampai akhirnya aku harus menerima kenyataan terpahit dalam perjalanan hidupku….” dia tak melanjutkan kata-kata nya melainkan semakin pilu menahan isak tangis nya.
Aku menengadah mencoba mencari tau potongan kalimat yang belum terselesaikan.
“kenyataan apa dik nurlisa?” tanya ku setelah sekian lama terdiam.
“kenyataan bahwa bahwa aku akan di khitbah (di pinang) orang laen” !
“Apa!” aku terperangah bagai merasakan sengatan listrik di tubuh ku.
“iya mas. Aku kini telah di jodohkan dengan mas faizal yang kata nya adalah sepupu mas yusuf.”
Aku terdiam senyap mendengar lanjutan kalimat nurlisa itu. Hingga ku rasakan matahari seakan terbit dari barat, langit runtuh dan seluruh isi alam bertabrakan sebagaimana kelak yang akan terjadi.
Aku lantas segera melepaskan genggaman tangan ku seraya mencoba menyadarkan perasaan ku yang terlelap bahwa dia sekarang kini adalah milik sepupuku dan bukan lagi milikku dalam dunia mimpi.
“Maaf kan aku mas jika aku tak mampu bertahan dengan semua cobaan ini, bukannya aku tidak mau menjaga janji yang telah kita ucap dalam mimpi kita. tapi ini lah aku ! Siti Nurbaya dalam era globalisasi. Siti nurbaya yang tak mampu berbuat apa-apa untuk meraih kebahagiaan nya karena kehendak orang tua yang menggunung, tapi harus mas ketahui jika selama hidupku aku tak pernah berharap sebesar aku mengharap kan mas yusuf hadir dalam hidupku walau kini semuanya tak seindah mimpi yang kita jalani.”
Aku semakin terpuruk mendengar apa yang di katakan gadis pelipur laraku itu. Ku rasakan sesal dan sakit yang mendalam menusuk kalbu, hingga seakan tak percaya jika ia sebentar lagi benar-benar akan menjadi milik orang lain. Aku pun tertunduk lesu sambil berdoa jika ini hanyalah mimpi. Mimpi yang sekian lama ini menemani kesendirian ku dan mimpi yang telah hantarkan ku kedalam sebuah kematangan hidup.
“ Oh tuhan kenapa semua ini terjadi padaku”?? desis ku parau
Namun belum selesai aku melanjutkan kata-kata ku dia rupanya telah berlalu pergi dengan membawa kegalauan seperti apa yang aku rasakan.
@##&&&*@#$%^&
               
Jam telah menunjukkan jam tujuh lewat lima belas. Aku yang baru saja menyelesaikan sholat maghrib dan isya masih kembali tak percaya akan apa yang aku alami tadi. Aku pun terus tertunduk di atas sajadah sambil menahan tangis yang seolah tak mau berhenti mengalir. Dan di sela tangis ku itu aku sempatkan untuk berdoa:
“Ya ALahh ya rabbul izzati, yang menjadi hakim di atas hakim, yang menjadi raja di atas raja dan yang menciptakan cinta di atas cinta. Ya AllAH engkau lah yang maha segala mengetahui atas apa yang aku tak tahu,  hamba mohon ya Allah bimbinglah selalu hamba dalam jalan yang benar, berikan lah ketabahan serta kesabaran jika memang semua yang hamba alami tadi adalah benar-benar nyata. Dan Berikan pula ketabahan dan kebahagiaan kepada nurlisa agar dia bisa menjadi wanita yang di rindukan oleh surga mu. 
Demi namamu ya allah hamba sangat mncintai nya dan sangat memuja nya, namun semua itu bukan berarti hamba harus memilikinya bukan, karena hamba yakin semua yang di tentukan mu adalah sesuatu yang terbaik buat hamba dan dia. jadi hamba serahkan sepenuh nya padamu ya allah karena hanya engkau lah dzat yang mengerti dan memahami semua yang terjadi di langit dan di bumi. Sekali lagi tabah kan lah hati hamba ya allah untuk menerima semua kenyataan ini….Rabbana atina fiddun ya khasanah wabil akhiraati khasanah wakina ‘adza bennar1”

Aku kembali menagis haru karena lagi-lagi allah masih menjadi penyelamat bagiku. Penyelamat keluarga ku dan penyelamat tali silaturrahim ku dengan faizal. Biarlah ku ikhlas kan nurlisa menjadi yang halal bagi faizal, karena sejatinya cinta kadang di buktikan dengan keikhlasan melihat orang yang kita cintai bersama orang laen.walau sejujur nya berat melihat orang yang kita cintai bersanding dengan orang laen, namun itulah konsekuensi cinta. Jika kita berani mencinta maka kita berani pula menderita.
!@#$%^&*()_@#

          Resepsi pernikahan antara Muhammad faizal bin abdul latif dan Siti nurlisa binti usman fauzi  lima belas menit lagi akan di mulai. Aku yang terduduk lesu tiba-tiba di kaget kan suara paman yang meminta agar aku membacakan ayat-ayat suci Alquran secara tartil. Mungkin paman tahu kalau aku dulu pernah juara membaca Alquran Se Malang raya. Makanya dia lantas menyuruh ku.
Aku yang tak bisa menolak pun akhirnya maju dan menuruti apa yang paman minta.
Ku buka mushaf sekaligus firman-firman terindah Allah itu. dan suaraku yang pilu mulai melantunkan teriakan-teriakan kematian atas hatiku yang kehilangan Nurlisa ,

Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara
kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba
sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. Jika mereka miski ALLAH akan mengayakan
mereka dengan karunia nya. Dan Allah Maha Luas
(pemberianNya) dan Maha Mengetahui.” (An Nuur 32)”



Di lanjutkan :


“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu
sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir” (Ar-Ruum 21)



Sungguh semua tamu undangan menangis pilu mendengar jeritan hati yang kubalut dalam pembacaan ayat-ayat suci Alquran itu. Apalagi Nurlisa, dia seolah tak mampu menyembunyikan kesedihan nya yang sangat dalam saat ku haturkan sebait doa untuk nya dan Faizal usai membaca alquran.
 Hanya tangisan dan kebisuan bibir yang mewakili perasaan nya. hingga aku pun seakan di buat terjelembab ke dalam neraka jahannam oleh keadaan seperti itu. Apalagi ketika ku dengar suara faizal telah selesai meng akad nikah gadis impian ku itu. Ku rasa kiamat hati telah memporak porandakan bumi jiwa dan langit batinku hingga aku tak sadar melangkah keluar dari acara yang belum usai itu.
Aku pergi jauh.Entah kemana ? namun ditempat itu aku berlutut dan berteriak meminta keadilan:

“ Ya ALLAH mengapa semua ini terjadi?”
“Mengapa mimpi yang baru saja dimulai kini telah usai”
“Mengapa pertemuan yang seakan seribu tahun ku nanti telah berganti perpisahan lagi”
“Dan mengapa ketika perasaan itu tumbuh kemarau perpisahan melanda semuanya”
“Mengapa ya Allah ?mengapa?”
“PadaHal engkau Maha Kuasa! Karena jika engkau mau matahari bisa terbit dari barat dan tenggelam dari timur, langit bisa bersujud di bumi dan bulan yang bergantung bisa runtuh.
“Jadi apa susah nya ya Allah membuat semuanya berubah ? apa susahnya?”



Aku tersedu menahan isak tangis. Rasa nya aku ingin mati saja. Karena ku fikir tak ada guna lagi aku hidup tanpa dia,tanpa hembusan nafas nya, dan tanpa senyum indahnya.
Aku yang nekat pun akhirnya menabrakan tubuhku ke truk Dan,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
“BRUKKKKKKK” …. Aku terjatuh dari ranjang tidurku.sambil mengucek-ngucek mata aku kembali mengingat semua yang terjadi. Namun aku akhinya tertawa sendiri karena yang ku alami adalah bermimpi di dalam mimpi ,,,,,,,hehehehehehehehehehehehehehhE CKCKCKCKCKCK

TAMAT

Rabu, 17 Oktober 2012

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Bismillahirahmanirrahim

Wahai kekasih yang telah sejuta tahun aku dambakan.
Kali ini biarkan aku berbisik manja dalam tahajjudku
Mengharap agar kelak kau halal bagiku
Dan menyelamatkan hatimu dari sulaman benang syaitan yang butakan jalanmu
Demi Allah aku mencintaimu karena tak mau kufur atas nikmatnya
Nikmat yang tidak bisa kita atur jalan nya.
Hingga hati ini seakan menjadi bingkai atas sejuta cinta  yang karena ALLAH
Langit bermuram durja. Meski bintang tetap bergantung di langit. Malam seakan mencekam walau sejuk malam menciptakan aroma keindahan. Ku tanya langit kenapa ? ia tak menjawab. Kutanya malam kenapa ? ia tak menjawab pula. Sebenar nya kenapa dengan mereka? Apa mereka ikut hanyut dalam kegalauan yang kini aku rasakan. Atau mereka hanya berduka karena sebentar lagi mentari akan terbit.
Ketika keraguan menyihir langkahku. Ku paksa harap ini bangkit dari kiamat sugro yang tenggelamkan iman. Aku berdiri tanpa harap. Ku pandangi sebuah foto yang ku pajang besar di lemariku. Ku lihat senyum nya begitu manis, semanis madu. Ku tatap wajah baby face nya yang tak ayal buat ku bodoh lagi.
Yah aku memang bodoh. Bodoh karena tak mampu ungkap perasaanku. Bodoh karena lagi-lagi aku tak mampu mengcover hatiku dari kaum hawa. Padahal sejak pertama kali aku menginjak kan kaki di kota ini untuk kuliah, aku telah bersumpah untuk menutup perasaan ku dalam-dalam dari wanita.
Tapi, Semenjak pertemuan pertama di acara Ospek dengan seorang wanita berjilbab putih yang mampu getar kan hatiku. Sedikit pun mataku tak mampu untuk ku pejamkan. Karena semakin ku pejamkan cahaya matanya yang syahdu akan semakin meluluh lantakkan semua pondasi komitmenku.
Aku melangkah keluar kamar. Menysiri tangga dan Naik ke atas atap rumah. Aku duduk bagai pungguk bodoh yang merindukan bulan. Mataku tak lepas memandangi bulan sabit malam ini. Mungkin aku ingin mengubah sebuah kutukan di hidupku, yang menyatakan bahwa aku hanyalah seokor pungguk dan seluruh wanita di dunia ini adalah bulan.
bukan tanpa alasan semua ini terkutuk di takdirku. Semua berdasar pada apa yang aku miliki. Karena aku hanya lelaki biasa yang tak memiliki apapun.
Jangan kan harta melimpah untuk makan saja kadang aku harus menjadi pengamen di jalanan. Sungguh miris ! Dan semua itu menjadi sempurna dengan keadaan fisik yang pas-pasan serta otak yang ku fikir nol.
Tapi kenapa sekarang aku malah jatuh hati pada seorang wanita ? kenapa ?
Apa aku tidak pernah berkaca siapa aku ? apa aku tak pernah mengukur kulitas ku?
aku hanyalah lumpur kotor yang meski di daur ulang tak akan menjadi sesuatu yang berharga. Kenapa begitu gila nya aku? padahal aku tak memiliki apapun yang dapat di banggakan selain cinta dan sayang yang menjulang tinggi. akhh sungguh hal yang sangat bodoh.!!
Aku tergagap ketika sayup-sayup adzan subuh membuyar kan lamunan ku. Aku beristghfar lirih karena telah berfikiran seperti orang tak berpendidikan. padahal aku telah semester dua. Apa masih Pantas kah aku berfikir seperti itu??jika masih, berarti aku sama saja tidak bersyukur atas apa yang Allah berikan pada Ku. dan Atas apa yang Allah tuliskan dulu di zaman azali.
aKu  putuskan untuk sholat subuh dulu. Baru setelah itu langkah demi langkah akan ku tempuh untuk pecah kan kegundahan ini.
Usai sholat ku ambil secarik kertas dan kutulis kan semuanya disini.
Bismillahirrohmanirrohim
Teruntuk engkau yang aku cintai.
Ketika kau masih tak mampu menghalalkanku.. Ijinkan aku berbicara tentang cinta padamu.
Wahai yang aku cintai.
Sesungguhnya kata kata cintamu tak menjadi mata air yang jernih di padang sahara hatiku, tetapi justru menjadi percikan api yang setiap saat mampu membakar diriku.
Membakar rindu yang seharusnya untuk Rabb-ku.
Membakar cemburu yang seharusnya untuk Rabb-ku.
Membakar semangat yang seharusnya hanya karena Rabb-ku..
Wahai yang kucintai.
Ungkapan perasaanku tak membuat bunga-bunga di taman hatiku merekah. Tetapi justru membuat bunga itu layu sebelum mekar. Duri-duri bunga itu seketika tumpul. Lemah dan tak mampu lagi melindungi sari bungaku..
Wahai yang aku cintai.
Sungguh kata- kata cintamu setajam pedang  umar bin khatab yang siap menebas apapun. Tidak-kah kau ingin mengalihkan pedangmu itu untuk menebas ku. Tidak-kah kau ingin mengalihkan pedangmu itu untuk menebas nafsu dan gejolak hati yang kini meresahkan jiwaku ? hingga membuatmu menganiaya diri ku sedemikian rupa.
Wahai yang aku cintai.
Aku bukan malaikat yang tak memiliki hawa nafsu. Aku hanyalah manusia biasa yang juga menginginkan cinta. Kehadiranmu kuakui memang mampu memberi sebuah warna. Tapi entah mengapa itu jugalah yang membuatku tersiksa. Bukan aku tak mampu menghargai apa yang kau rasa. Tapi bukankah dengan begitu aku akan gagal mempertahankan hatiku yang selalu ingin terjaga.
Wahai yang ku cintai.
Tidak-kah kau ingin cinta itu sesuci cintanya Ali dan Fatimah ?
Dalam diam mereka mencinta.
Dalam rindu mereka berdo’a.
Jika karna cinta kau mampu menjadi seorang pujangga. Tidakkah kau ingin mempersembahkannya kepada cintamu yang sesungguhnya .. Allahu Rabbi.  tak tahukah kau bahwa cemburu-Nya teramat luar biasa.
Wahai yang aku cintaI.
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Ya Allah, seandainya telah Engkau catatkan dia milikku dan tercipta buatku, satukanlah hatinya dengan hatiku, titipkanlah kebahagiaan antara kami, agar kemesraan itu abadi.
Tetapi Ya Allah, seandainya telah Engkau takdirkan Dia bukan milikku, bawalah dia jauh daripada pandanganku, luputkanlah dia dari ingatanku dan peliharalah aku dari kekecewaan.
Ya Allah Ya Tuhanku yang Maha Mengerti
Berikanlah aku kekuatan.
Menolak bayangannya jauh ke dada langit, Hilang bersama senja yang merah. Agar aku senantiasa tenang, Walaupun tanpa bersama dengannya. Pasrahkanlah aku dengan takdir-Mu.
Ya Allah aku mencintai nya Karena MU dan aku ikhlas merelakan nya karena Mu pula.

          Alhamdulillah. Mungkin ini jawaban atas doaku selama ini. Aku yang tak mampu bicara apapun di hadapan nya akan mencoba membuka tirai hatiku melalui surat ini. Semoga dia faham akan hatiku yang selama ini menyukai,menyayangi,mengagumi dan mencintai nya.  Alhamdulillah ya Allah .
          Hari ini hari minggu jadi tak ada jadwal kuliah. Sebenarnya aku ingin memberikan surat ini padanya pagi ini, tapi karena takut terlalu mendadak maka ku urungkan niatku. Biarlah nanti sore aku kerumah nya agar semua rasa gelisah yang mendera jiwaku punah dengan jawaban dari nya.
          Matahari beranjak seakan lama sekali. Detik demi detik ku tunggu. Menit demi menit ku n anti namun sore yang ku damba belum juga tiba. Aku yang iseng memutusan untuk pergi ke Perpustakaan umum untuk membaca buku. Baru satu rak buku yang ku cari, tiba-tiba pandangan ku tertuju pada seorang gadis mungil, dengan jilbab kuning membalut mahkota nya.
“Mbak Sinta”!! tegur ku pelan.
“ Eh De’ Angga !!” jawabnya.
“Udah lama mbak?” tanya ku.
“ baru saja dek,,eh koq gak ngajak-ngajak sie kalau mau kesini”? tanya nya balik.
“Emhhhh,,,ammmhhh,,,” aku tak tau harus menjawab apa. Karena setiap aku menatap mata dan senyumnya. Aku menjadi bodoh dan diam seribu bahasa. Entah kenapa tapi aku syukuri semua ini karena rasa ini dari Allah. Bukan kah orang yang mengkufuri nikmat NYA akan mendapat adzab.
“Koq diam kamu dek”? suara mbak Sinta buyarkan lamunan ku.
“ehh..ahhh enggak apa-apa koq mbak, saya Cuma ingat sesuatu” jawab ku berdalih.
“ Sesuatu apa dek?”
“Ahh gak penting koq mbak.. yang penting sekarang apa boleh saya duduk disini?” aku menunujuk kursi di samping nya seraya tersenyum.
“oh iya boleh-boleh”. jawab mbak sinta senang.
Langit belum juga mendung tapi hatiku telah gerimis akan perasaan cinta. Duduk di samping mbak sinta sungguh benar-benar membuat ku gelisah. Antara perasaan takut bercampur bahagia. Akhh andai dia tau bahwa aku sangat mengidolakan sekaligus mencintainya. Pasti semua akan berbeda.
Tiba-tiba ada perasaan aneh yang menyusup ke kalbuku. Yakni perasaan takut jikalau dia tau hatiku. Perasaan takut jika dia juga menolak perasaan ku. Padahal andai dia tau aku mencintainya seperti sayyidina Ali mencintai Siti Fatimah, maka mungkin hatinya akan bergetar hebat karena cintaku sejernih telaga air kautsar di surga sana. Cinta yang tak pernah ku kotori dengan nafsu. Cinta yang ku dambakan menjadi tabib dari kegersangan hati ku. Karena aku telah berjanji jika dia memiliki perasaan yang sama padaku, Maka akan ku muliakan dia seperti adam memuliakan hawa. Akan ku jaga dia sebagaimana sulaiman menjaga balqis. Dan akan ku cintai dia seperti baginda rasulullah mencintai siti khadijah.
“Astaghfirullahaladzim” aku berucap dalam hatiku, berharap apa yang aku takutkan tadi tak akan terjadi.
Berjam-jam telah berlalu. tapi sedikitpun aku tak mampu berkata apa-apa selain hanya sesekali menatap wajah nya yang cantik. Bagiku secantik layla yang menjadi penyebab gila nya Majnun.
“Akh kenapa bodoh sekali kau Angga..padahal ini lah saat nya menyatakan perasaanmu!” satu sisi hatiku berkata dengan lantang nya di batinku. Aku menjadi bingung antara perasaan mau dan tidak mau. Tapi tiba-tiba menyusul satu sisi lain yang menyuruh aku bersabar dulu . Ahh aku jadi bingung.
Aku putuskan untuk pulang seraya bangkit dari kursi disebelah mbak Sinta.
“Mau pulang dek ?” tanya Mbak sinta reflex melihat aku yang aneh.
“iiiiii….iii…iya mbak !” jawab ku terbata.
“Oh sama-sama mbak saja. Lagian rumah kita kan searah”. aku kaget mendengar pernyataan nya. Memang sudah sering kami jalan dan pulang bersama. Tapi kali ini berbeda karena tepat hari ini aku akan mengungkapkan perasaan ku pada nya. Aku yang tak tau harus menjawab apa hanya mengangguk dan setelah itu kami beranjak pergi dari perpustakaan.
Diperjalanan pulang aku masih bodoh dengan tak bisa berkata apa-apa. hanya sedikit senyum dan beberapa gurauan  kecil yang kami lakukan. Aku merasa aneh dengan moment kali ini karena mbak sinta seakan tau jika aku akan menyatakan cinta padanya. Makanya dia seeolah memancing aku untuk berani berbicara jujur di hadapan nya. Namun Aku tetap saja diam seribu bahasa.
Ketika kami sampai di depan rumah mbak sinta. Entah kenapa aku yang di tawarkan mampir mengiyakan saja ajakan nya. Padahal sebentar lagi adzan maghrib berkumandang.
Aku duduk di samping mbak sinta. Dengan perasaan yang mulai jemu atas kegelisahan ini, aku beranikan untuk memulai segalanya. Ku tundukkan kepalaku. dan ku raba saku dimana aku  meletakkan surat ku tadi. Tapi…..aku terkejut setengah mati ketika ku rasa surat yang aku buat tadi subuh tidak ada.
“Kemana ?” tanya batinku. Akhhh betapa bodoh nya aku surat  itu bisa tertinggal entah dimana. Padahal tadi aku merasa sudah memasukkan nya ke dalam saku ku. aku menjadi Idiot beberapa saat Karena tak menemukan jalan lain untuk menyatakan cinta ini. Namun tak lama aku merasakan ada anugerah keberanian yang merasuk tubuhku. Aku jadi kembali seperti sedia kala, dan pada saat itu ku beranikan menatap mata nya.
“ Mbak !” aku berucap yakin.
“Iya dek ada apa?”
“sebenarnya ada yang saya ingin utarakan. Tapi mohon kira nya saya di maaf kan jika pernyataan ini nantinya akan melukiskan warna beda di hati mu.”
“memang nya kamu mau bilang apa dek?”
“sebenarnya….” Aku terpejam sesaat untuk memastikan perasaanku.
“sebenarnya saya mencintai mbak !” kalimat itu keluar bagai semilir angin malam.
“Apa?”. mbak terperangah. Sepertinya dia kaget dengan apa yang aku ucapkan barusan.
“Maaf jika saya salah dan tidak pantas mengatakan ini pada mbak. Tapi inilah yang saya rasakan selama dua minggu ini. Awal nya saya tidak menyangka jika ini bisa terjadi. Namun saya sadari jika yang berhak atas saya dan perasaan saya adalah ALLAH. Jadi tidak ada alasan saya harus mengkufuri nikmat ini.” Jelasku dengan perasaan tak karuan. Ku tatap mbak sinta yang sedang menunduk. Mungkin dia bingung. Tapi beberapa detik selanjutnya ketika muadzin mulai melantunkan adzan maghrib di masjid dia berucap :
“Mbak tidak tau harus menjawab apa. Karena apa yang mbak dengar kali ini seperti mimpi. Orang yang mbak anggap seperti adik ternyata diam-diam mencintai mbak. Jadi mungkin mbak tidak bisa berkomentar apapun selain satu. Yakni. Mbak sebenar nya juga suka dan sayang padamu.”
Aku seakan mendapat hawa indah dari surga ketika kalimat itu keluar dari bibir mbak sinta. Tapi baru saja kebahagiaan itu muncul tiba-tiba ada yang belum terselesaikan dari ucapan mbak sinta,
“Iya dek ..mbak menyukai dan menyayangimu. Tapi maaf  itu semua hanya sebatas adik dan kakak walaupun nyatanya kamu memang lebih tua dari mbak. Maaf kan mbak jika kalimat terakhir ini membuat adek kecewa tapi inilah mbak. Seorang wanita yang telah lelah untuk menjalani hubungan dengan lelaki manapun. Jadi mbak putuskan untuk tidak berkomitmen dengan siapapun mulai dari sekarang dan entah sampai kapan. Maaf kan mbak sekali lagi.”
Adzan maghrib menjadi saksi akan cintaku yang tak bersambut. Aku tergagap menahan air mata yang jatuh. Ternyata perasaan ku bertepuk sebelah tangan. Walaupun Aku sebenarnya sudah menduga nya dari awal karena dia memang tak layak bagiku. Aku hanya pungguk dan dia bulan. Tidak kah suatu kemustahilan pungguk mampu terbang ke bulan. Namun begitu. Aku masih merasa heran kenapa ALLAH menganugerah kan perasaan sebesar ini. Kenapa perasaan sebesar ini hanya di ilhamkan kepadaku. Kenapa tidak kepadanya juga. Apakah ada aturan jika seorang pungguk tak boleh bermimpi merindukan bulan. Kenapa ???
Aku yang tetap terisak berpamitan karena tak mampu lagi menahan gunung kesedihan menumpahkan larfa nya di hatiku. Aku berlari sekuat tenaga. ku lewati jejeran rumah dengan tangis yang berderai. ku tapaki ketidak adilan bumi  dengan rasa sesal. Sungguh aku merasakan sedih yang tak pernah aku rasakan sebelum nya. Sedih di mana aku hanya bergantung pada harapan mustahil yang tuhan berikan. Akhirnya aku sampai di suatu masjid. Di sana aku berhenti. Ku lihat telah tak ada lagi orang melaksanakan sholat maghrib. Aku masuk setelah sebelumnya mengambil wudhu. Ku laksanakan dua shalat sunnah . dilanjutkan shalat maghrib. Dalam sholat lagi-lagi hatiku hujan akan kesedihan..aku tak menyangka semuanya sia-sia. Aku juga menyesalkan kenapa Allah hanya mengilhamkan perasaan ini padaku. Padahal perasaan ini besar sekali. Aku tambah terisak ketika aku membaca surat ar-Rum . kurasakan depresi cinta yang dalam merajam hatiku. Hingga aku kufur atas apa yang Allah berikan. Ketika sujud ku rasakan Allah mengembalikan kesadaranku. Dan segera menggantinya dengan kesabaran walau sejatinya cinta yang tertancap dalam di hatiku semakin hari akan semakin dalam. Namun dalam sujud itu aku pasrah kan semuanya pada allah.  Jika aku berani mencintainya karena ALLAH maka aku harus ikhlas melepasnya karena ALLAH pula.

“Ketika dunia ini tak mengijinkan aku memilikimu …ku harap ALLAH akan adil dengan semua ini. Karena aku ingin memilikimu walau di surga nanti”
****Terimakasih bangau berkumis.. hanya bersama mu kurasakan Allah begitu menyayangiku dengan mengilhamkan perasaan cinta yang besar ini. Walau kenyataan nya aku tak bisa menjadi pilihan hatimu.
13-03-2012
Ku tuliskan cerpen beserta surat terakhir ini untuk mu karena kemarin kau memintanya.
Setelah ini aku akan berhenti menulis sampai Allah menghilangkan perasaan ini padamu.
Terimakasih..Bangau berkumis. Yakin lah aku selalu mencintaimu dalam semua keadaan.
Bismillahirrahmanirrahim..